PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PEMBELAJARAN MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Abstract

Pendidikan menjadi investasi suatu bangsa karena pendidikan berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara intelektual, psikologis, dan sosial masyarakat dalam suatu negara. Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan generasi yang berkualitas. Motivasi sangat diperlukan karena motivasi lah yang menjadi faktor utama yang mengarahkan seseorang saat melakukan suatu kegiatan tertentu. Motivasi belajar termasuk ke dalam faktor psikis dengan sifat non-intelektual yang dapat mempengaruhi kemampuan suatu individu pada saat mengikuti proses belajar dan mengajar. Motivasi dapat memengaruhi semangat belajar seorang individu. Semangat belajar bisa datang dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungan sekitar.  Mahasiswa sebagai seorang remaja yang menga membutuhkan motivasi yang kuat yang dapat membuat mahasiswa giat belajar sehingga dapat dilihat sebagai prestasi belajar yang diwakili oleh indeks nilai kumulatif (IPK) yang memuaskan. Mahasiswa harus memiliki motivasi untuk belajar agar merasa senang dalam mengikuti materi perkuliahan. Mahasiswa Pendidikan Manajemen Perkantoran sebagai calon guru harus mengetahui motivasi belajar bagi siswa karena motivasi sangat diperlukan untuk menjaga sekaligus meningkatkan semangat belajar siswa. Prodi pendidikan manajemen perkantoran adalah prodi yang memberikan pembelajaran mengenai ilmu kearsipan, pengolahan data, dan tata kelola perkantoran. Selain mempelajari ilmu-ilmu perkantoran juga diberikan pemahaman mengenai motivasi. Pemahaman ini yang nantinya digunakan sebagai bekal awal mahasiswa lulusan prodi Pendidikan Manajemen Perkantoran dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di dunia pendidikan. Metode penelitian ini mneggunakan metode penelitian kualitatif, yang dimana data yang diakumilasikan berupa kata-kata, berbentuk teknik pengumpulan data menggunakan form yang diberikan. Dari hasil pengolahan data terdapat 37,5 % mahasiswa yang lebih termotivasi ketika mengerjakan tugas inidividu, sedangkan 18,8 mahasiswa lebih termotivasi untuk mengerjakan tugas kelompok.